Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menindaklanjuti permasalahan masyarakat yang bisa meminjam dari banyak pinjaman. Salah satunya adalah berbagi data antar pemain untuk dapat mengetahui riwayat peminjaman pengguna.
Diberitakan beberapa waktu lalu, seorang pengguna meminjam hingga puluhan peminjam sekaligus. Ini mencegahnya membayar utangnya yang tinggi.
“Fenomena ini sudah cukup lama kita ketahui. Ini satu peminjam di lebih dari satu platform. Tentunya berdasarkan fenomena yang kita tahu, kita tidak duduk diam saja,” ujar Kepala Divisi Keuangan Lainnya OJK . Departemen Pengawasan Lembaga Jasa, Triyono Gani dalam acara Laba CNBC Indonesia, Senin (28/2/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Kami sedang membuat Fintech Data Center (FDC). Kami berusaha untuk berbagi data antar pemain, peran pengawas dalam hal ini OJK sebagai pihak luar.”
Ia menjelaskan, FDC digunakan para pelaku pinjaman peer-to-peer untuk mengecek riwayat pinjaman calon peminjam. Untuk itu, Triyono memberikan beberapa pesan pada platform untuk membangun data center yang handal.
Salah satunya adalah dengan membangun infrastruktur IT yang baik. Hal ini terkait dengan keamanan, agar platform peminjaman tidak mudah diakses atau dibobol.
“Apa yang harus kita lakukan? Ayo bangun pusat data fintech yang berwibawa. Mulai dari penyelenggaranya sendiri, usahakan memiliki infrastruktur IT yang baik. Agar tidak mudah diakses dan dicuri,” jelasnya.
Selain itu, juga memberikan kontribusi secara proporsional. Triyono menekankan perlunya mematuhi aturan main yang ada.
“Setelah itu baru kontributor, istilahnya dari kita untuk kita. Oleh karena itu, kita harus berkontribusi secara proporsional. Kita ingin mendapatkan feedback data, kita harus memberikan data sebanyak-banyaknya. Kita ikuti aturan mainnya,” ujar Triyono.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Dunia Gelap adalah Kekacauan! OJK Ungkap Nasib Pinjaman Tahun 2023
(tiba)