Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah asteroid bernama Ryugu diyakini terkait dengan kehidupan manusia di Bumi. Menurut para peneliti, asteroid menyumbang 6% dari massa Bumi.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Ryugu sendiri diselidiki dua tahun lalu setelah sampelnya dibawa oleh pesawat ruang angkasa Jepang Hayabusa-2. Analisis sampel ini mengungkap informasi baru tentang masa lalu Bumi dan seluruh tata surya.
Tim ilmiah dipimpin oleh Dr. Marine Paquet dan Dr. Frederic Moynier dari Institut de Physique du Globe de Paris. Mereka sangat tertarik dengan tanda tangan isotop seng dan tembaga.
IFL Science menjelaskan rasio isotop dapat mengetahui komposisi asteroid saat ini. Itu juga menginformasikan pembentukan benda-benda langit ini.
Tim menentukan bahwa tanda tangan isotop dan tembaga Ryugu identik dengan meteorit Ivuna. Meteorit itu jatuh di Tanzania pada 16 Desember 1938 dan termasuk dalam kelompok CI Carbon Chondrites.
Hanya ada sembilan yang masuk ke dalamnya dan itu adalah salah satu yang paling langka. Kelompok ini juga diyakini terbentuk di tata surya bagian luar dan bermigrasi ke dalam.
Ryugu menunjukkan komposisi yang sama dengan anggota grup lainnya. Pada akhirnya tim peneliti mencoba menyeleksi unsur seng dan tembaga untuk memastikan hubungannya dengan kondrit CI, seperti dikutip Rabu (14/12/2022).
Material dari Ryugu dianggap cukup murni untuk menentukan komposisi awal tata surya. Meteorit yang terbentuk lebih dekat ke Matahari memiliki nilai yang berbeda dari Ryugu.
Oleh karena itu, para peneliti percaya bahwa asteroid yang mirip dengan Ryugu menyumbang 6% dari massa Bumi.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Ada Harta Karun di Luar Angkasa, Senilai US$10 Juta Triliun
(npb/npb)