liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Viral Bayi 1 Tahun Berbobot 25 Kg, Ternyata Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa waktu lalu, bocah laki-laki berusia satu tahun asal Bekasi, Jawa Barat viral di media sosial karena beratnya melebihi rata-rata anak seusianya. Bayi gemuk ini disebut-sebut memiliki berat 25 kg.

“Umur 1 tahun, berat 25 kg, Boboho turun ini mah,” tulis akun TikTok yang mengunggah video bayi tersebut, @ismibosgep78, dikutip Senin (20/2/2023).

Video tersebut langsung mendapat kecaman dari warganet. Apalagi, bayi tersebut disebut sudah mengonsumsi berbagai jajanan instan yang dibeli di warung sejak berusia enam bulan.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Foto: Seorang bayi berusia 1 tahun mengalami obesitas atau kelebihan berat badan sebesar 25 kg. (Layar Tiktok mama_arsyila.hr)

“Hati yang lemah. Seharusnya tumbuh dengan baik tapi dihimpit oleh lemak. Saya harap ada yang terkait membantu adik ini menjadi normal. Sehat selalu, doa saya untuk kalian,” kata pengguna TikTok lainnya.

Berdasarkan kurva pertumbuhan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang digunakan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berat badan anak dapat dikategorikan obesitas karena berat badan ideal anak laki-laki usia satu tahun adalah 9,7 kg. Sedangkan berat badan 13,4 kg termasuk dalam kategori obesitas.

Dilansir dari Mayo Clinic, obesitas pada anak merupakan kondisi medis yang sangat serius. Ini karena obesitas pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan komplikasi fisik lainnya, seperti diabetes tipe 2, kolesterol, tekanan darah tinggi, nyeri sendi, masalah pernapasan, dan penyakit hati berlemak non-alkohol.

Makanan cepat saji dan fast food (makanan cepat saji) yang sering dimakan oleh anak bisa menjadi salah satu pemicu utama obesitas. Selain obesitas, anak-anak yang mengonsumsi junk food juga berisiko mengalami masalah kesehatan usus, stroke, penyakit jantung, dan attention deficit disorder.

Terkait hal ini, peneliti dari Prevention Institute juga mengaitkan peningkatan diabetes, hipertensi, dan stroke dengan konsumsi junk food. Anak-anak yang rutin mengonsumsi junk food ternyata lebih berisiko terkena penyakit kronis.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Pediatrics pada tahun 2004, anak-anak yang mengonsumsi junk food yang mengandung tambahan kalori, lemak, karbohidrat, dan gula cenderung berisiko lebih tinggi mengalami obesitas.

Selain itu, penelitian yang sama juga menemukan bahwa sebagian besar anak yang suka jajan menolak mengonsumsi serat, susu, buah, dan sayur sehingga asupan gizinya tidak seimbang.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Ayah Bunda, Ini Cara Mudah Merawat Bayi Sakit

(hsy/hsy)