Jakarta, CNBC Indonesia – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) bekerja sama dengan Kementerian BUMN, serta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyelenggarakan program pelatihan kewirausahaan bagi mantan Napiters.
Community Development Center (CDC) SGM Telkom, Hery Susanto, mengatakan kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kemandirian ekonomi bagi eks Napiters serta mengatasi terorisme dan radikalisme di Indonesia.
Pelatihan kewirausahaan yang diberikan meliputi pemasaran, manajemen usaha, desain kemasan untuk ekspor bekerjasama dengan instansi di bidang ekspor-impor, hingga pelatihan sablon dan memasak.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Melalui program pelatihan kewirausahaan juga, Telkom memberikan dukungan kepada mantan peserta pelatihan Napiter yang terdiri dari bantuan modal alat kerja dan bantuan beasiswa pendidikan kepada anak-anak mantan peserta pelatihan Napiter yang mengalami kesulitan ekonomi.
“Kedua hibah tersebut telah tersalurkan dengan baik kepada peserta pelatihan di 3 wilayah dengan total nilai lebih dari Rp 800 juta,” ujar Hery dalam keterangan tertulis, Jumat (3/3/2023).
Tak hanya itu, setelah mengikuti pelatihan kewirausahaan dan memiliki alat kerja yang memadai, eks Napiters sebagai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hanya bisa bergabung dengan UMK binaan Telkom dan mendapat pembinaan dan pendampingan secara berkala.
Hery berharap, program pelatihan dan pendampingan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas mantan Napiters agar tidak terpengaruh oleh kekerasan yang memicu terulangnya tindakan berbahaya.
“Dengan ini, Telkom dapat lebih terlibat langsung dalam pengembangan masyarakat yang positif sejalan dengan target poin 11 Sustainable Development Goals (SDGs) dalam mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan serta keberlanjutan dan kualitas sosial. dan lingkungan sosial di Indonesia,” tambahnya.
Sebagai informasi, selama 3 tahun terakhir, kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi mantan Napiters telah dilakukan di tiga kabupaten, yakni Lamongan, Malang, dan Sidoarjo. Terdapat 30 peserta pelatihan di setiap kabupaten yang dilakukan secara efektif dengan metode pelatihan interaktif.
[Gambas:Video CNBC]
(dpu/dpu)