liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Sempat Booming, 7 Aplikasi Ojol Ini Kini Sudah 'Almarhum'

Jakarta, CNBC Indonesia – Layanan ojek atau ojol online di Indonesia dulu menjamur, sebelum akhirnya mengerucut menjadi dua pemain besar yakni Gojek dan Grab.

Indonesia memang merupakan pasar yang menjanjikan bagi industri ride hailing. Saking banyaknya, di awal kemunculannya banyak pemain lokal yang mencoba peruntungan di sini.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Namun, tidak sedikit perusahaan sejenis yang juga cepat gulung tikar. Berikut CNBC Indonesia rangkum para pemain ojol yang kini ‘meninggal’:

1. Hubungi Jack
Calljack adalah aplikasi ride hailing lokal dari Yogyakarta. Layanan mereka sama dengan Gojek/Grab, dengan dua pilihan layanan Calljack dan O’Jack. Sayangnya nama mereka hilang seolah ditelan bumi.

2. Ojekkoe
Ojekkoe dulu memiliki 500 mitra pengemudi sebelum menjadi tidak aktif. Meski Ojekkoe menjadi perusahaan ride hailing yang dirilis sebagai bagian dari proyek akhir pendirinya, Katon Muchtar, dimana layanan mereka hanya memungut biaya minimal Rp 2.500 per hari untuk menjemput penumpang.

3. Topik
Pada saat peluncurannya, TopJek menawarkan tarif murah tanpa promo, dengan fitur chat room yang sangat baik, yang pada saat itu belum ada di aplikasi Gojek dan Grab. Mereka juga membatasi pengemudi hingga 10.000 pengemudi dengan seleksi ketat. Meski terlihat menjanjikan, nyatanya Topjek tidak bisa bertahan.

4.Uber
Uber hengkang dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia pada 2018. Sejak itu mereka menjual seluruh bisnisnya ke Grab, sehingga banyak mitra pengemudi Uber yang beralih ke platform Grab atau bahkan Gojek.

5. LadyJack
LadyJek adalah salah satu ride hailing company yang sempat heboh menjadi ojek online dengan driver wanita untuk wanita. Dengan hampir 3.300 pengemudi, LadyJek sukses saat itu. Namun karena keterbatasan modal, mereka pun harus gulung tikar.

6. Blujek
Saingan terbesar Gojek dan Grab juga gulung tikar. Berbeda dengan kedua ride-hailing tersebut, Blujek berbaju biru dan memiliki armada yang relatif besar saat itu.

7. OjekArgo
OjekArgo sudah tidak aktif sejak 2017. Berbeda dengan aplikasi lain, sebelumnya pelanggan yang membutuhkan layanan ride hailing hanya perlu menginstal aplikasi dan tidak perlu mendaftar atau membuat akun di aplikasi tersebut.

[Gambas:Video CNBC]

(fsd/fsd)