Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia akan segera memiliki beberapa metode pembayaran legal, setelah itu rupiah digital akan resmi beredar di tanah air. Rupiah digital saat ini masih dalam tahap persiapan pengembangan setelah white paper berjudul Project Garuda resmi diluncurkan pada Rabu (30/11/2022).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan keberadaan ketiga jenis alat pembayaran tersebut menunjukkan bahwa kemunculan rupiah digital tidak akan menghilangkan peredaran uang rupiah dalam bentuk kertas. Padahal diperkirakan rupiah digital akan mendominasi di tahun-tahun mendatang.
“Sekitar 60% milenial di Indonesia, terutama anak cucu kita membutuhkan alat pembayaran digital,” ujar Perry dalam acara Meniti Jalan To Digital Rupiah, Senin (5/12/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Perry menegaskan, ke depan akan ada tiga alat pembayaran yang sah, yakni berupa uang rupiah kertas atau logam seperti yang ada saat ini, uang rupiah berupa kartu, baik debit maupun kredit atau e-money, kemudian rupiah. uang. dalam bentuk digital.
“Karena sekarang di masyarakat kita secara demografis masih ada orang yang ingin menggunakan alat pembayaran kertas. Mereka biasanya orang tua seperti saya, ada yang masih ingin berbasis rekening, early card, ada yang butuh digital,” ujar Perry.
Oleh karena itu, fungsi rupiah digital dalam buku putih Proyek Garuda dipastikan sama dengan bentuk rupiah lainnya. Yang pertama adalah sebagai alat pembayaran digital yang sah di Negara Kesatuan Republik Indonesia, melengkapi uang kertas dan koin.
Tujuan tersebut akan dicapai oleh Bank Indonesia melalui penerbitan uang digital dalam mata uang rupiah sebagai barang publik atau barang publik berdaulat berdasarkan pilihan platform teknologi yang mampu mendukung proses produksi dan peredaran.
Rupiah Digital juga akan dijadikan instrumen inti bagi Bank Indonesia dalam menjalankan mandatnya di era digital. Sasaran tersebut akan dicapai melalui pengembangan desain Rupiah Digital yang diselaraskan dengan pelaksanaan mandat Bank Indonesia di bidang moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran.
Selain itu, juga akan menjadi elemen penting dalam mendukung pengembangan sistem keuangan dan integrasi ekonomi keuangan digital secara nasional. Tujuan tersebut akan dicapai melalui pengembangan fitur-fitur yang mampu mendukung inovasi end-to-end, inklusi keuangan dan efisiensi.
“Jadi bagaimana bank sentral mata uang digital ini untuk inklusi keuangan, terutama di kalangan milenial dan bagaimana bank sentral mata uang digital ini bekerja satu sama lain secara internasional,” kata Perry.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
BI Bocorkan Nasib Rupiah Digital, Ini Konsep Lengkapnya!
(RCI/dhf)