liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
RI Menuju Kiamat Uang Kertas, Buktinya Ada di Sepanjang 2022!

Jakarta, CNBC Indonesia – Sepanjang tahun 2022, kita akan menemukan semakin banyak orang yang tidak membawa uang tunai saat bepergian dan hanya mengandalkan pembayaran melalui mobile banking atau kartu.

Ternyata tahun ini tren penggunaan uang elektronik memang meningkat, bahkan pertumbuhannya lebih tinggi dari pertumbuhan peredaran uang kartal yang didistribusikan Bank Indonesia (BI).

Hal ini didorong oleh tumbuhnya budaya cashless yang dipraktikkan masyarakat selama pandemi Covid-19. Hal ini menunjukkan fakta baru tentang kebiasaan masyarakat Indonesia dalam menggunakan uang dalam bertransaksi.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Pergeseran budaya ini juga mendorong BI untuk terus meningkatkan efisiensi sistem pembayaran melalui penguatan kebijakan dan percepatan digitalisasi untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi. Sehingga saat ini tidak jarang kita menjumpai toko yang hanya menerima pembayaran melalui uang elektronik, seperti melalui QR Code atau pilihan uang elektronik lainnya, karena mudah dilakukan.

Tren data apa yang akan meningkatkan transaksi uang elektronik tahun ini?

Kuartal pertama: naik 42,06% yoy

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan nilai transaksi uang elektronik (EU) pada triwulan I 2022 meningkat 42,06% secara tahunan (year-on-year/yoy). Kemudian, transaksi perbankan digital pada triwulan I 2022 juga meningkat sebesar 34,9% (yoy).

“Transaksi ekonomi dan keuangan digital menunjukkan perkembangan pesat sejalan dengan meningkatnya penerimaan dan preferensi masyarakat untuk belanja online, perluasan dan simplifikasi sistem pembayaran digital serta percepatan perbankan digital,” jelas Perry dalam konferensi pers, Selasa (19/4). /2022).

Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono mengatakan peningkatan transaksi UE didorong oleh tumbuhnya transaksi e-commerce di komunitas belanja online. Selain itu, di awal tahun 2022 akan banyak inovasi di berbagai pasar sejalan dengan pengembangan strategi pemasaran berbagai industri di Indonesia.

Doni menjelaskan pada triwulan I 2022, BI mencatat pertumbuhan nilai transaksi e-commerce sebesar 19,83% secara tahunan (year on year) dan dari sisi volume meningkat 38,43% (yoy).

Kuartal kedua: naik 39,85% yoy

Pada triwulan kedua, BI melaporkan bahwa transaksi ekonomi dan keuangan digital terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, perkembangan transaksi ekonomi dan keuangan digital di tanah air berkembang pesat sejalan dengan meningkatnya penerimaan dan preferensi masyarakat untuk belanja online, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital dan percepatan perbankan digital. .

Transaksi uang elektronik (EU) pada triwulan II 2022 meningkat 39,85% secara tahunan (year-on-year/yoy). Kemudian nilai transaksi perbankan digital pada triwulan II 2022 meningkat sebesar 38,45% (yoy). Sementara itu, uang beredar (UYD) pada triwulan II 2022 hanya tumbuh 9,36% (yoy). Padahal, jumlah uang beredar secara sempit (M1) dan luas (M2) hanya meningkat masing-masing sebesar 16,60% (yoy) dan 10,64% (yoy).

Pada awal triwulan III 2022, Perry mengatakan upaya digitalisasi akan terus dilakukan ke daerah dengan memperkuat koordinasi dan kerja sama dengan kementerian/lembaga Gugus Tugas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD).

“Dalam rangka mendorong percepatan digitalisasi daerah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,” jelas Perry dalam konferensi pers, Kamis (21/7/2022).

Kuartal ketiga: naik 35,79% yoy

Pada triwulan III, meskipun mengalami perlambatan, nilai transaksi uang elektronik pada triwulan III tahun 2022 masih mencatatkan pertumbuhan sebesar 35,79% (year on year/yoy), dan untuk tahun 2022 diproyeksikan meningkat sebesar 32,27% (yoy). mencapai Rp 404 triliun. Sementara itu, uang beredar (UYD) pada triwulan III 2022 hanya meningkat 7,61% (yoy).

Selain itu, nilai transaksi perbankan digital pada triwulan III 2022 meningkat sebesar 29,47% (yoy), dan untuk tahun 2022 diproyeksikan meningkat sebesar 30,19% (yoy) mencapai Rp53.144 triliun.

November: naik 12,84% yoy

Pada November 2022, BI melaporkan nilai transaksi uang elektronik meningkat 12,84% (year on year) mencapai Rp35,3 triliun. Pertumbuhan penggunaan uang elektronik tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan peredaran uang beredar (UYD) pada November 2022 yang hanya tumbuh 7,77% (yoy) senilai Rp 935,2 triliun.

Sementara itu, nilai transaksi perbankan digital meningkat 13,88% (year on year/yoy) menjadi Rp4.561,2 triliun sejalan dengan normalisasi mobilitas masyarakat. Selain itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit juga meningkat 16,85% (yoy) menjadi Rp664,9 triliun.

Bagaimana tren uang elektronik di tahun 2023 dan 2024?

Pada Rapat Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2022, Rabu (30/11/2022), Perry Warjiyo memberikan prediksi terbaru transaksi uang elektronik yang akan terus tumbuh signifikan ke depannya. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital pada 2023 dan 2024, di mana ia memperkirakan transaksi e-commerce bisa mencapai Rp572 triliun pada 2023 dan Rp689 triliun pada 2024.

“Uang elektronik Rp 508 triliun (tahun 2023) dan Rp 640 triliun (tahun 2024),” katanya.

Masalah Kertas Putih Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC).

Pada rapat PTBI 2022, otoritas moneter juga secara resmi menerbitkan buku putih pengembangan mata uang digital bank sentral (CBDC) atau rupiah digital. Buku putih ini berjudul ‘Garuda Project Navigating Rupiah Digital Architecture’. Proyek Garuda merupakan proyek payung untuk berbagai inisiatif penjajakan berbagai pilihan desain arsitektur Rupiah Digital.

“Hari ini kami meluncurkan kertas putih Rupiah Digital. Atas izin Presiden Joko Widodo. Pengembangan Rupiah digital ini sebagai satu-satunya alat pembayaran digital yang legal di Indonesia. Kami menyebutnya Proyek Garuda,” kata Perry.

Di dalamnya, BI menyatakan bahwa rupiah digital diharapkan memiliki kualitas yang lebih aman dan efisien dibandingkan dengan kualitas uang fisik dan giro di Bank Indonesia.

“Dengan karakteristik tersebut, rupiah digital dapat secara efektif menjadi instrumen inti Bank Indonesia dalam mengimplementasikan amanatnya di era digital,” tulis BI dalam buku putihnya.

Kehadiran rupiah digital, jelas BI, tidak akan menghilangkan fungsi mata uang sebagai alat pembayaran. Rupiah digital justru akan menambah kekayaan alat pembayaran yang memastikan masyarakat bisa bertransaksi dalam situasi apapun. Rupiah digital akan melengkapi mata uang (kertas dan logam) dan giro pihak ketiga di Bank Indonesia.

“Rupiah digital hadir sebagai pelengkap mata uang yang biasa digunakan masyarakat, termasuk mata uang fisik,” tulis BI.

Perry menjelaskan, seperti mata uang, rupiah digital juga akan melalui proses produksi dan penghancuran. Rupiah digital akan diimplementasikan secara bertahap, mulai dari wholesale Central Bank Digital Currency (CBDC) untuk penerbitan, pemusnahan, dan transfer antar bank.

“Kemudian diperluas ke operasi moneter dan model bisnis pasar uang, dan terakhir integrasi end-to-end rupiah digital grosir dengan rupiah ritel digital,” jelas Perry dalam rilis resminya, dikutip Senin (26/12/2022). ).

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

BI Jamin Rupiah Digital Tidak Akan Guncang Perekonomian Indonesia

(mij/mij)