liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Rahasia Tokopedia Pikat Investor Pertama, Ternyata Kaos Ini!

Jakarta, CNBC Indonesia – Pada awal berdirinya di tahun 2009, bisnis Tokopedia tidak berjalan dengan baik. Raksasa e-commerce itu masih kesulitan mencari pendanaan.

Salah satu pemodal ventura (VC) awal yang melihat potensi Tokopedia saat itu adalah East Ventures (EV).

Co-Founder dan Managing Partner EV, Wilson Weather, menceritakan pertemuan pertamanya dengan William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison. Keduanya adalah salah satu pendiri Tokopedia.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Wilson juga memulai EV pada 2009. Saat itu, dia melihat tiga hal penting di Indonesia. Pertama, pengguna internet hanya 30 juta dari total populasi 230 juta. Artinya, penetrasi internet saat itu masih 13%.

“Angka ini memang sangat rendah, tapi ini artinya pertumbuhan akan terjadi dengan cepat, gelombang besar pengguna internet akan datang,” ujarnya dalam sesi Tokopedia Podcast (Topcast), dikutip Kamis (4/5/2023).

Kedua, beberapa platform internet dari luar negeri ada di Indonesia tanpa investasi apapun. Ia mencontohkan Facebook dan Twitter yang banyak digunakan di Indonesia, namun saat itu belum memiliki kantor untuk melayani pengguna.

Pada akhirnya, BlackBerry tetap menang. Willson melihat perangkat seluler sebagai sesuatu yang revolusioner. Konsumen juga memiliki kecenderungan untuk mencoba HP 24/7. Menurutnya, kebiasaan ini akan mengubah basis bisnis digital.

“Tapi, apa yang akan kami investasikan saat itu? Kami datang dengan konsep model kapsul waktu. Kalau melihat sejarah internet, ekonomi digital, selalu dimulai dengan e-commerce, seperti AS, Rusia. , Jepang, China, Singapura, di Indonesia juga, kami kira akan sama,” jelas Willson.

Dia melihat pola tren dari luar negeri. Menurutnya, sebenarnya apa yang akan terjadi di Indonesia bisa diprediksi dengan melihat tren di negara-negara utama.

“Kami pikir e-commerce adalah mesin ekonomi, jadi untuk alasan itu kami memutuskan bahwa kami harus berinvestasi di e-commerce. Jadi itu hipotesis besar,” katanya.

Deal dengan Tokopedia dalam 48 Jam

Berbekal analisis tersebut, Willson mulai melakukan riset dan akhirnya muncul nama Tokopedia. Perkenalannya dengan Tokopedia terkait dengan kaos ‘We Are Not Afraid’. Saat itu bersebelahan dengan peristiwa teror bom di Indonesia.

“Kalau tidak salah, saat Tokopedia diluncurkan pada 17 Agustus 2009, saat itulah saya tertarik dengan kaos ‘We Are Not Afraid’,” ujarnya.

Tak berhenti sampai di situ, ‘semangat’ kata-kata di kaos itu menginspirasi seluruh branding Tokopedia untuk pertama kalinya. Wilson semakin tertarik dan mengirim email ke Willian.

‘”‘Hai William, apa kabar? Saya melihat kampanye Anda, bisakah kita bertemu?’ Lalu dia berkata, ‘mari kita lihat!’,” kata Willson.

Wilson langsung terbang ke Jakarta dan bertemu dengan William. Dalam pertemuan itu, William menceritakan bagaimana ia memulai Tokopedia. Menurut Willson, saat itu jumlah transaksi di Tokopedia hanya berkisar 100 per hari, sangat rendah, dan hampir nol.

“Jadi kami melihat William dan Leon, begitu mereka menggambarkan mimpi mereka, apa yang ingin mereka lakukan untuk mengubah perdagangan, dan bagaimana mereka ingin membantu pedagang kecil, kami terpesona,” jelas Willson.

Karena keduanya serasi, Wilson tidak perlu menunggu lama. Prosesnya berjalan lancar dan kedua belah pihak bertemu lagi keesokan harinya. Malam itu juga, mereka membuat kesepakatan.

“Jadi kesepakatan itu terjadi dalam waktu 48 jam, salah satu yang tercepat,” ujarnya.

Dari situ, Wilson dan William menjadi dekat. Dia mendapat cerita tentang bagaimana perjuangan William untuk mengumpulkan dana pertama kali. Wilson juga berambisi untuk membantu Tokopedia berkembang lebih besar.

“Kami benar-benar berbicara tentang bagaimana EV dapat membantu mereka terhubung dengan investor dari Jepang, Singapura, dan sebagainya,” ujarnya.

Ia juga ingat saat di tengah perbincangan dengan William tiba-tiba muncul nama ‘Softbank’. Wilson juga sesumbar akan membuat Tokopedia cukup besar untuk dibawa ke Softbank.

“Ini menjadi kenyataan beberapa tahun kemudian,” katanya.

Willson mengaku saat itu tidak terlalu peduli dengan presentasi William dan Leon. Ia lebih mementingkan penglihatan.

Dia mencoba memahami kepribadian William dan Leon. Misalnya tentang hal yang ingin dicapai, cita-cita, dan cara mencapainya.

“Jadi seluruh hipotesis seputar investasi tahap awal pada dasarnya adalah tentang orang, semuanya tentang pendiri,” jelasnya.

“Jadi beruntung sekali kami bertaruh di Tokopedia, dan ternyata sukses,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Malam Tahun Baru, Merchant Tokopedia dan Shopee Kena Tarif Baru

(hebat/hebat)