Jakarta, CNBC Indonesia – Aam Hasanudin (56) dan Sabariah Harahap (54) adalah pengusaha madu yang mampu memberdayakan dan meningkatkan perekonomian para pelaku IKS bidang yang sama di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Dalam rangka mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat, pasangan suami istri mendapatkan bantuan akses permodalan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
Aam mengatakan, secara pribadi ia telah memulai pengembangan lebah madu sejak tahun 1987. “Kemudian dari situ saya terpikir untuk memanfaatkan lahan pekarangan dan akhirnya istri saya membantunya menjadi peternak juga. Pada tahun 1993 kami mulai merintis lebah madu. bercocok tanam di belakang rumah,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (30/4/2023).
Peternakan lebah madu bernama Flora Aek Nauli pun mulai dikenal masyarakat umum. Sebab, semakin banyak orang yang dididik oleh Aam untuk beternak lebah madu. Sehingga, peternakan yang dikelola oleh pasangan suami istri ini sering menerima kunjungan dari berbagai instansi.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Sedangkan menurut Sabariah, sejak tahun 1993 menurutnya Aam sering melakukan penyuluhan dan pelatihan terkait budidaya lebah madu dan madu murni yang dihasilkannya. Namun, di sisi lain, masyarakat yang mengikuti pelatihan sering bertanya, kemana mereka harus memasarkan madunya?
“Dari situlah semangat bisnis saya, kenapa madu yang dipanen masyarakat tidak kita simpan. Dulu saya jualan baju. Lalu saya berpikir kenapa tidak fokus ke madu saja,” ujar perempuan yang menikah dengan Aam pada 1991 itu.
Menurut Sabariah, dengan fokus pada peternakan lebah, dia dan suaminya memiliki dua keuntungan. Pertama adalah bisnis. Kedua, menyalurkan idealisme melalui pendidikan pengembangan usaha peternakan lebah. Idealisme itu tak lepas dari latar belakang pendidikan Sabariah sebagai guru sekolah dasar.
Karena itu, usaha Sabariah dan suaminya semakin dikenal. Mereka juga mengikuti pelatihan dan pengembangan UMKM di Pematang Siantar dan sering mengikuti pameran produk untuk segmen usaha ini.
Untuk memasarkan produknya, Aam dan Sabariah membangun galeri di depan rumahnya. Pasangan suami istri ini juga memasarkan madunya ke komunitas belajar yang memiliki koperasi.
Gayung for tat, upaya perluasan usaha mendapatkan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI senilai Rp 250 juta. “Untuk mengambil lahan di kawasan Simalungun sampai 1 hektar. Begitu juga untuk pengembangan lebah,” kata Sabariah.
Bahkan kini pasar madu Flora Aek Nauli semakin meluas. Digital marketing dilakukan oleh Sabariah. Kendati demikian, Sabariah mengaku produk madu yang dipasarkannya masih berada di sekitar Pematang Siantar. Baik dari hasil pertanian sendiri atau dari bimbingan suami.
Peternakan tersebut dapat menghasilkan 500 kg madu setiap bulannya. Sedangkan pasokan dari peternakan bantuan Aam bisa mencapai 300 kg hingga 500 kg per bulan.
“Kalau di sini terjadi paceklik, kebutuhannya bisa dipenuhi oleh para petani yang dibantu. Jadi Insya Allah pasokan tidak akan pernah habis,” kata Sabariah optimis.
Untuk pengembangan bisnis ke depan, pihaknya berharap BRI melakukan pemberdayaan yang berkesinambungan terutama terkait pemasaran dan promosi. Ia pun memiliki cita-cita, kelak ketika usahanya terus berkembang, ia bisa menciptakan destinasi wisata edukasi di sekitar rumahnya.
Terkait pemberdayaan UKM, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan, peningkatan pemberdayaan terkait dengan perubahan kebiasaan manusia yang tak terhindarkan, terutama pasca pandemi Covid-19.
Di sisi lain, kata Supari, peningkatan kapasitas pemberdayaan tidak hanya soal akses pasar digital, setidaknya ada tiga level yang perlu diperhatikan, pertama literasi dasar yang meliputi inklusi keuangan dan pengelolaan keuangan dasar. Yang kedua adalah merancang literasi bisnis.
“Dalam hal ini melalui peningkatan kapasitas manajemen, membangun legitimasi atau kepatuhan, mengembangkan budaya inovasi, membentuk pemahaman industri dan pasar, membentuk kepemimpinan dan pola pikir jangka panjang untuk meningkatkan skala usaha. Yang ketiga adalah literasi digital bagi UKM dengan tujuan menjadi digital, modern, dan mendunia”, ujar Supari.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Gila! Berkat BRILIANPRENEUR, UKM ini bisa keliling dunia
(bulu burung bulbul)