Jakarta, CNBC Indonesia – Aplikasi PeduliLindungi akan diubah menjadi Satu Sehat pada akhir Februari. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), aplikasi tersebut memiliki kegunaan yang lebih luas. Tidak hanya untuk Covid-19, tapi fiturnya lebih lengkap.
Direktur Eksekutif Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) Wahyudi Djafar, melihat Satu Sehat sebagai aplikasi super di bidang kesehatan. Namun perlu dijelaskan lebih lanjut mengenai tujuan, data apa yang diolah, dan bagaimana data tersebut diperoleh.
“Sekarang perlu dijelaskan kebijakan privasinya dari awal, jadi bagaimana aplikasi ini dikembangkan, tujuannya apa, dan data apa yang dibutuhkan,” kata Wahyudi saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (23/2). /2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Kalaupun untuk kepentingan kesehatan, apakah datanya akan dikumpulkan atau bagaimana penanganannya. Penjelasan itu belum muncul,” imbuhnya.
Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah dasar hukum perolehan data dan berapa lama akan disimpan dan untuk apa data pengguna akan digunakan. Dimana penjelasan ini harus diatur dalam kebijakan privasi aplikasi.
Karena saat ini ada Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP), mau tidak mau mereka juga harus mengikuti standar yang sudah diatur.
Selain itu, data yang dikumpulkan adalah data kesehatan, yang menurut Wahyudi dalam UU PDP, data tersebut tergolong data sensitif atau data khusus.
Mekanisme pemrosesan data membutuhkan sistem keamanan yang lebih kuat. Terutama dalam proses memperoleh dan mengolah data, karena ada beberapa klausul yang lebih ketat.
“Ini harus diatur, dirumuskan, dalam privacy policy aplikasi ini yang sepenuhnya mengacu pada standar yang diatur dalam UU PDP,” jelasnya.
Apa itu Aplikasi Satu Sehat?
Satu Sehat Mobile merupakan layanan terbaru pemerintah terkait informasi kesehatan masyarakat. Kehadiran ini juga sejalan dengan peningkatan pascapandemi Covid-19.
Bersamaan dengan pengumuman peralihan dari PeduliLindungi ke One Healthy Mobile, Kemenkes juga melakukan pengembangan untuk menambah fungsi dan manfaat aplikasi tersebut.
Aplikasi ini kemudian dapat dibuat untuk mengakses rekam medis atau riwayat kesehatan mulai dari hasil lab, kardiologi, hingga vaksin seperti polio.
“Perempuan bisa mengakses vaksin, vaksin untuk anak, salah satu keuntungannya adalah ketika anaknya ingin kuliah di luar negeri, kena polio lagi, jadi di aplikasi sehat,” kata Kepala Kantor Transformasi Digital Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Setiaji, saat ditemui beberapa waktu lalu.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Jika data PeduliLindungi bocor, pemerintah harus melakukan ini
(tiba)