Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan analisis data Palantir mengklaim berada di balik keakuratan serangan Ukraina terhadap tentara Rusia. Teknologi Palantir memberi Ukraina kemampuan untuk “memantau perang” secara real time.
CEO Palantir Alex Karp membuat pernyataan terkait keterlibatan Palantir dalam perang Rusia-Ukraina. Perangkat lunak Palantir digunakan oleh Ukraina untuk melacak posisi tank dan artileri militer Rusia.
Teknologi Palantir sering digunakan untuk kegiatan militer dan intelijen. Selama 20 tahun terakhir, Palantir telah mendukung kegiatan intelijen AS.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Faktanya, Karp adalah bos perusahaan global pertama yang bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sejak invasi Rusia ke wilayah Ukraina pada Februari 2022. Setelah pertemuan itu, Palantir membuka kantor di Ukraina.
Bulan lalu, peran Palantir diungkapkan oleh Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhalio Fedorov. Dia mengatakan, teknologi Palantir digunakan untuk melacak kemajuan perang secara real time.
Ukraina memiliki informasi tentang pola pergerakan pasukan menggunakan sistem peringatan situasional dan kemudian menggunakannya untuk membuat keputusan militer.
Palantir memasarkan perangkat lunaknya sebagai cara cepat untuk menentukan penggunaan sumber daya, memanfaatkan informasi dari satelit ke media sosial. Teknologi mereka memudahkan untuk menarik informasi dari sumber data yang besar.
Namun, Karp mencatat bahwa Palantir belum memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan yang sedang dibicarakan di Silicon Valley. Menurut Karp, harus ada pedoman etika yang jelas sebelum menggunakan perangkat lunak yang dapat membuat keputusan dan tindakan secara mandiri tanpa campur tangan manusia.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Perang Rusia-Ukraina Berlanjut, Bill Gates Khawatirkan Hal Ini
(demi)