Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah balon China yang diduga mata-mata terbang di atas AS selama beberapa hari sebelum ditembak jatuh oleh jet tempur militer AS.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, balon tersebut berisi banyak antena yang mampu mengumpulkan sinyal intelijen dari negara adidaya. Sejauh ini, temuan menunjukkan bahwa balon tersebut terkait dengan militer China.
“Dari gambar yang diambil, dipastikan ada paket antena yang mampu mengumpulkan data dan melacak komunikasi,” kata pemerintah AS, dikutip CNBC International, Kamis (10/2/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Ada solar panel yang cukup besar untuk menghasilkan tenaga sehingga berbagai sensor untuk mengumpulkan data intelijen bisa dioperasikan,” lanjut pemerintah.
Pemerintah AS menyebut teknologi yang disematkan pada balon mata-mata China itu diketahui dari foto-foto yang diambil jet U-2 AS. Selain itu, AS percaya bahwa pabrikan yang membuat balon ini memiliki hubungan langsung dengan militer China.
“Balon-balon ini sengaja dirancang untuk operasi pengintaian yang biasanya diarahkan oleh militer,” kata seorang juru bicara AS.
Menurutnya, AS akan melihat lebih dalam untuk mengungkap berbagai upaya spionase China yang membahayakan keamanan negara dan sekutunya.
Tim Media Pentagon mengatakan AS telah mengumpulkan berbagai informasi tentang balon mata-mata China, sehingga di masa depan bisa mendeteksi jika upaya serupa dilakukan.
Sebelumnya, pemerintah AS sesumbar sejak era Presiden Donald Trump, banyak balon China yang diluncurkan di atas wilayah AS. Apalagi di era Joe Biden, balon masih berani masuk ke langit AS.
“Apa yang kami lakukan sekarang adalah mengumpulkan semua informasi sehingga balon yang sebelumnya tidak teridentifikasi dapat kami analisis untuk melihat apakah itu balon China,” kata sekretaris pers Pentagon Pat Ryder.
“Kami tahu bahwa mereka ingin menargetkan area strategis, termasuk beberapa pangkalan strategis kami di benua AS,” tambahnya.
[Gambas:Video CNBC]
(tiba)