Jakarta, CNBC Indonesia – Kolesterol berperan dalam pembentukan sel, produksi hormon, dan pencernaan makanan. Ada dua jenis kolesterol, yaitu low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat dan high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik.
HDL adalah kolesterol yang berfungsi membersihkan kelebihan kolesterol berbahaya dalam darah dan membawanya kembali ke hati untuk dikeluarkan dari tubuh. Oleh karena itu, HDL disebut sebagai ‘kolesterol baik’.
Dilansir dari Science News, meski termasuk kolesterol baik, HDL tidak selalu baik untuk tubuh. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of The American College of Cardiology November lalu menemukan bahwa kadar HDL yang tinggi tidak terkait dengan perlindungan terhadap penyakit jantung. Meski begitu, kadar HDL yang tinggi belum tentu membantu kesehatan jantung seseorang.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Para peneliti menemukan bahwa peran HDL dalam kesehatan cukup kompleks dan terus berubah. Padahal, hubungan HDL dengan penyakit jantung masih belum diketahui secara jelas dan pasti.
Berdasarkan salah satu laporan dari Framingham Heart Study, pada tahun 1977 peneliti Framingham melaporkan adanya hubungan terbalik antara HDL dan risiko penyakit jantung koroner pada kelompok studi tersebut. Namun, penelitian selanjutnya justru meruntuhkan anggapan bahwa HDL yang tinggi otomatis baik untuk kesehatan jantung.
Dalam studi tersebut, orang dengan mutasi genetik tinggi HDL tidak memiliki risiko lebih rendah terkena serangan jantung dibandingkan orang tanpa mutasi. Kemudian, obat yang dikembangkan untuk meningkatkan HDL tidak memberikan perbedaan yang signifikan pada risiko kardiovaskular.
“Pemahaman besar selama dekade terakhir adalah bahwa Anda dapat mengukur kolesterol, itu tidak benar-benar mencerminkan fungsi sebenarnya yang dilakukan HDL dalam tubuh,” jelas Ahli Jantung di University of Texas Southwestern Medicine, Anand Rohatgi, dikutip Senin (1/1). 16/2023 ).
Rohatgi menjelaskan, salah satu tugas HDL adalah membersihkan tubuh dari kolesterol. Selain itu, HDL juga memiliki efek antiinflamasi dan perlindungan lain yang dapat melindungi tubuh dari risiko kardiovaskular.
Namun, efek ini tidak selalu mengarah pada kebaikan. Dalam kondisi tertentu, HDL dapat menjadi tidak berfungsi sehingga kemampuannya untuk menerima kolesterol berkurang dan berkontribusi terhadap peradangan.
Oleh karena itu, kinerja HDL masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang jelas.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Kolesterol Tinggi Bisa Turun Tanpa Obat, Gunakan 8 Cara Ini
(wow)