liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Kasus Covid-RI Diam-diam 'Meledak', Ini Gejala Varian Terbaru

Jakarta, CNBC Indonesia – Kasus harian Covid-19 di Indonesia diam-diam meningkat dan pada Jumat (14/04/2023) pukul 12.00 WIB terjadi peningkatan 1.017 dibandingkan Kamis (13/04/2023). Padahal, hingga 10 April 2023 masih ada sekitar 400 kasus positif setiap harinya.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, kasus positif Covid-19 di Indonesia per Jumat terhitung sejak awal pandemi tahun 2020 mencapai 6.755.600.

Pada saat yang sama, ternyata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang memantau subvarian baru Covid-19 yang disebut Arcturus. Varian ini pertama kali terdeteksi di beberapa negara pada akhir Januari lalu.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga memastikan bahwa varian baru Arcturus Covid-19 alias subvarian Omicron XBB 1.16 telah masuk ke Indonesia. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan ada dua kasus varian baru di Tanah Air.

XBB.1.16 memiliki satu mutasi tambahan yang menurut penelitian laboratorium membuatnya lebih menular dan berpotensi lebih patogen.

Gejala XBB.1.16 juga dilaporkan sama dengan varian sebelumnya, yakni demam, sesak napas, dan batuk. Namun, banyak dari mereka yang terinfeksi juga melaporkan konjungtivitis dan mata lengket.

Richard Reithinger, ahli epidemiologi penyakit menular di lembaga penelitian nirlaba RTI International, lebih lanjut menjelaskan bahwa konjungtivitis atau infeksi mata sebelumnya dilaporkan sebagai salah satu gejala Covid19. Namun, kasusnya tidak sering.

Para peneliti di Institut Medis Mata Nebraska Truhlsen telah mengidentifikasi virus dalam film air mata yang dapat menyebabkan konjungtivitis.

“Biasanya, anak-anak ini menderita infeksi pernapasan sederhana berupa batuk, pilek, dan demam, dan ketika dinyatakan positif (COVID-19),” kata dokter anak Rahul Nagpal.

Sedangkan pada orang dewasa, Nagpal menjelaskan gejala utama XBB.1.16 cenderung menyerupai flu. Gejala ini termasuk pilek, sakit tenggorokan, dan batuk.

Varian Arcturus XBB.1.16 adalah rekombinan dari dua sub-varian BA.2, dan studi pracetak dari para ilmuwan di Universitas Tokyo menunjukkan bahwa ia menyebar sekitar 1,17 hingga 1,27 kali lebih efisien daripada saudara kandungnya XBB.1 dan XBB. 1.5.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Aduh! ‘Virus Zombie’ Berusia 48.500 Tahun Dapat Mengancam Dunia

(des)