Jakarta, CNBC Indonesia – Rencana penutupan permanen JD.ID ternyata terlacak sejak September 2022. Hal itu diungkapkan mantan karyawan yang menjadi salah satu korban PHK massal pada Desember lalu.

“Sebenarnya ada rumor yang mengatakan akan ditutup sejak awal 2022. Namun semakin kencang ketika bocor pada September sebelum penutupan Desember. Apalagi cabang-cabangnya juga tutup,” katanya kepada CNBC Indonesia. Dia menolak untuk mengungkapkan identitas aslinya.

Di departemen pemasaran tempatnya bekerja, hanya tersisa 20 dari 80 karyawan. Menurutnya, pekerja ‘yang tersisa’ sengaja disiapkan untuk ‘menutup toko’.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

“Rata-rata, hanya ada 2 sampai 3 orang per tim [setelah PHK Desember]. Sengaja didesain tertutup,” ujarnya.

JD.ID diketahui telah merumahkan sekitar 200 karyawan atau 30% dari total pada Desember 2022. Sebelumnya, pada Mei 2022, JD.ID juga melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap beberapa karyawannya.

Diduga, angka tersebut tidak menunjukkan angka sebenarnya. Alasannya, menurut mantan pegawai itu, dia diberi pilihan untuk memecat atau mengundurkan diri.

Jika Anda memilih status mengundurkan diri, Anda akan diberikan pesangon dengan jumlah yang lebih besar. Ia akhirnya memilih mengundurkan diri setelah bekerja selama lebih dari setahun di platform tersebut. Untuk perhitungan pesangon, ia mendapat 2x gaji penuh sesuai masa kerja.

Selain itu, ia juga menerima gaji bulan Desember penuh meski tidak aktif selama minggu pertama. Bonus lainnya berupa gaji sampai dengan 16 Januari 2023, THR, dan bonus akhir tahun.

“Efektif terhitung sejak pengunduran diri pada 16 Januari 2023,” ujarnya.

JD.ID Ditutup Selamanya

JD.ID mengumumkan kepada pelanggan tentang penutupan layanannya pada 31 Maret. Pelanggan masih dapat melakukan pemesanan hingga 15 Januari. Purna jual bisa dilakukan hingga 15 Februari.

“Ini merupakan keputusan strategis JD.COM untuk berkembang di pasar internasional dengan fokus membangun jaringan rantai pasok lintas batas, dengan logistik dan pergudangan sebagai intinya,” ujar Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara dalam keterangannya. .

Sebelumnya, saat memutuskan PHK, JD.ID mengatakan langkah tersebut perlu dilakukan untuk menjawab tantangan perubahan bisnis. Nyatanya, langkah efisiensi ini tidak mampu melanjutkan nafas JD.ID untuk berpartisipasi di Indonesia.

“Langkah adaptif perlu dilakukan perusahaan untuk menghadapi tantangan perubahan bisnis yang sangat cepat belakangan ini. Salah satu langkah yang dilakukan manajemen adalah melakukan streamlining agar perusahaan dapat terus bergerak dan beradaptasi dengan perubahan,” kata Setya saat itu.

Usai menerapkan PHK, JD.ID kemudian menutup layanan logistik JDL Express Indonesia sebelum mengumumkan telah menutup total layanan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

selamat tinggal! JD.ID Ditutup Total 31 Maret 2023, Bagaimana Nasib Karyawan?