Jakarta, CNBC Indonesia – Linimasa Twitter dan Instagram hari ini diramaikan dengan geger akun Twitter Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Hal ini bermula karena kritik dari akun @outstandjing tentang dana APBD untuk pembangunan masjid.
Akun tersebut menyatakan bahwa APBD tidak dapat digunakan untuk kepentingan golongan tertentu termasuk pembangunan masjid. Dia menjelaskan, pembayaran pajak itu bukan untuk wakaf.
“Tapi kalau masjid pakai dana APBD? Wajib pajak datang dari semua lapisan masyarakat. Akad & niat bayar pajak bukan akad & niat wakaf. Dalam Islam, tidak ada dana yang bisa digunakan untuk masjid!” menulis akun.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Kritikan ini pun dijawab oleh pria yang biasa disapa Kang Emil di akun Instagram miliknya. Ia menyertakan beberapa gambar kolase terkait pembangunan tempat ibadah dengan anggaran provinsi dan juga screenshot pernyataan dari akun @Outstandjing.
Ia mengatakan, penggunaan dana negara merupakan hasil kesepakatan bersama dan dimusyawarahkan dengan rakyat. Emil juga menjelaskan, tidak hanya masjid saja yang bisa dibiayai APBD. Tapi tempat ibadah lain bisa seperti gereja atau pura, asalkan eksekutif dan legislatif setuju.
“Betul. Tugas Anda adalah membayar pajak, tetapi hukum positif mengatakan bahwa penggunaannya berada dalam yurisdiksi penyelenggara negara,” tulisnya.
Tak berhenti sampai di situ, akun @outstandjing pun mengomentari unggahan tersebut. Ia juga merujuk pada fakta bahwa masyarakat Jawa Barat dapat menggunakan media sosial untuk diskusi yang sehat, bukan dengan emosi dan persekusi.
Ia juga menyinggung masalah anggaran transportasi yang hanya 0,53% yang akhirnya digunakan untuk biaya operasional non modal. Namun, keberadaan angkutan umum di kawasan tersebut menjadi perhatian.
Sementara di Twitter, Ridwan mengomentari dialog tersebut. Ia juga menegaskan bahwa isu tersebut tidak perlu terlalu panjang seperti tweet dan cukup menyatakan haknya untuk menjawab.
“Kenapa netizen di Julid suka rujak? Ya, itu masalah kita bersama. Juara terkasar se-Asia Pasifik sekalipun. Tipe itu ada di semua grup. Pemilik akun tidak kuasa mengontrol jempol followers. Apa gunanya mendidik secara konsisten untuk selalu penuh dengan tata krama,” jelas Emil.
[Gambas:Video CNBC]
(tiba)