Jakarta, CNBC Indonesia – Studi menunjukkan bahwa banyak pengemudi ojek online (ojol) akan memilih untuk berhenti dari pekerjaan mereka sekarang. Jika mereka bisa memilih, mereka ingin bekerja sebagai karyawan.
Penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswa Doktoral London School Economics (LSE), Muhammad Yoga Permana. Dari hampir 1.000 pengemudi ojol yang disurvei, dua pertiganya memilih menjadi pekerja kantoran.
Gojek pun mengomentari penemuan tersebut. Menurut Komisaris GoTo, Agus Martowardojo, hasil survei tersebut wajar begitu juga dengan mereka yang saat ini bekerja dan ingin menjadi mitra driver atau dealer.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Kalau kita punya 2,5 juta rekan pengemudi, memang ada peluang untuk bekerja tetap sebagai karyawan, mungkin mereka mau. Kalau tidak, tidak menutup kemungkinan mereka mendapatkan penghasilan yang produktif,” tambah Agus ditemui di LPEM . Riset UI Luncurkan Media Conference: Dampak Ekonomi Ekosistem GoTo terhadap Perekonomian Nasional Tahun 2022, di Jakarta, Rabu (29/3/2023).
Direktur Utama GoTo, Andre Soelistyo menjelaskan, 50% driver aktif Gojek bekerja paruh waktu. Artinya, mereka bekerja sebagai karyawan atau mahasiswa, tetapi juga mencari driver ojol tambahan.
Kesempatan ini, kata dia, pasti akan dimanfaatkan oleh masyarakat. Apalagi ini terkait dengan penghasilan tambahan bagi mereka.
Jadi, tambah Andre, masalah ini tidak bisa dilihat dari pegawai tetap atau tidak. Karena menurutnya ada peluang kerja di sana.
“Bahwa kalau ada tambahan lapangan kerja untuk menambah penghasilan semua orang mau. Apalagi kita lihat semua mitra punya tekad yang kuat untuk maju. Jadi kalau dilihat hitam putih ya tetap atau tidak. , jika kita membicarakannya konsekuensi kesempatan kerja tidak terlihat secara keseluruhan.” dia menjelaskan.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Gojek Dilewati Grab di Rumah
(kata benda)