Jakarta, CNBC Indonesia – Penolakan NASA terhadap desain roketnya tidak menyurutkan semangat Peter Beck. Pria asal Selandia Baru itu malah berencana membuat startup manufaktur roket sendiri.
Perjalanannya dimulai pada tahun 2006 dalam ‘ziarah roket’. Membawa desain sepeda roket bertenaga uap yang melaju hampir 90 meter per jam, dia berharap bisa disewa oleh NASA atau Boeing.
Namun keinginannya tidak terkabul. Dalam perjalanan kembali ke Selandia Baru, dia mendesain startupnya sendiri, dengan desain logo di atas serbet.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Mengingat saat itu, saya menyadari peluang terbuka lebar jika kita ingin merebutnya,” ujar Beck dikutip dari CNBC International, Jumat (14/4/2023).
Dia akhirnya mendirikan startup bernama Rocket Lab. Pada tahun 2009, startup tersebut menjadi perusahaan swasta pertama di belahan bumi selatan yang diluncurkan ke luar angkasa.
Beck menyamakan pekerjaannya menjalankan perusahaan roket dengan sebuah adegan dari film Indiana Jones. Langkah-langkah yang diambil harus dilaksanakan dengan sempurna.
“Anda harus mengeksekusinya dengan sempurna,” katanya.
Ketika ditanya tentang kesulitan yang dihadapi, Beck merujuk pada pendanaan. Di awal pendiriannya, dia mencoba mengumpulkan US$5 juta di Silicon Valley.
Namun kesulitannya adalah saat itu belum ada dukungan peluncuran roket. Mengingat startup dengan model bisnis yang sama dengan SpaceX baru, dimiliki oleh miliarder dan pengusaha Elon Musk.
“Kami tumbuh dan berusaha mengumpulkan dana yang sangat sedikit. Ini benar-benar membentuk kami menjadi sangat efisien dan fokus pada eksekusi. Hal tersulit adalah membentuk perusahaan menjadi sukses,” jelas Beck.
Rocket Lab telah melakukan lebih dari 35 peluncuran luar angkasa. Termasuk satelit NASA tahun lalu.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
NASA Temukan Harta Karun, Semua Warga Bumi Bisa Kaya
(tiba)