liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
'Demam' Live TikTok, Pedagang Thamrin City Cuan Rp400 Juta

Jakarta, CNBC Indonesia – Ada pemandangan unik jika Anda mengunjungi Kota Thamrin di Jakarta. Salah satu pusat perbelanjaan batik dan busana muslim terbesar di Indonesia ini berubah menjadi toko TikTok raksasa. Pasalnya, banyak merchant yang tidak lagi mengandalkan penjualan dari toko fisik, melainkan juga berjualan secara langsung (live) di TikTok.

Tren penjualan online melalui TikTok diakui sebagai batu loncatan yang sangat menggembirakan bagi Allen Oktora, seorang penjual baju muslim di Thamrin City. Diakui Allen, TikTok secara langsung menjadi sumber pemasukan utama bisnisnya. Jangan khawatir, keuntungan yang bisa diraih sejak ‘tumbuh’ ke TikTok pada November 2021 bisa mencapai Rp 400 juta per bulan.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

“Ya, pemasukan lebih banyak dari TikTok, bukan dari toko,” kata Allen kepada CNBC Indonesia, di Thamrin City Jakarta, Rabu (18/1/2023).

Foto: Pedagang di Thamrin Town. (CNBC Indonesia/Rindi Salsabilla)

“Toko saya belum bayar, jadi sudah hilang [karena] TikTok,” lanjutnya.

Allen memiliki jadwal khusus untuk berjualan di TikTok. Dalam sehari, dia akan hidup dua kali yaitu pada pukul 9.30 hingga 13.30 WIB dan pukul 15.00 hingga 20.00 WIB.

Pemilik toko yang biasa disapa Uda Allen ini mengatakan, salah satu faktor yang membuat penjualannya lebih semarak melalui TikTok adalah keuntungan yang ditawarkan perusahaan media sosial China itu kepada pembeli. Voucher pengiriman gratis dan diskon besar-besaran membuat pembeli memilih untuk membeli barangnya melalui Tiktok.

“Di TikTok, selama musim sepi [total omset] sekitar Rp 120 juta per bulan. Kalau ramai Rp 300 sampai Rp 400 juta sebulan,” kata Allen. “Di toko hanya 60 juta sebulan,” lanjutnya.

Sama seperti Allen, pemilik toko kebaya, Yuni juga mengaku TikTok berhasil meningkatkan penjualannya secara signifikan meski baru empat bulan berjualan melalui platform langsung. Selain itu, sebagian besar barang sebenarnya dijual langsung dari semua TikTok.

“Toko itu sangat sepi. Kadang tidak masuk sehari (barang tidak laku). Kalau ada transaksi sehelai atau dua (kain) pun alhamdulillah terima kasih banyak. Tidak seperti dulu (sebelum pandemi Covid-19),” ujar Yuni sembari menjelaskan mengapa tokonya memilih untuk “menjajah” TikTok.

Yuni mengatakan pendapatan penjualan di tokonya terjun bebas sejak Covid-19 masuk ke Indonesia. Sebelum pandemi Covid-19, Yuni bahkan bisa meraup untung hingga Rp20 juta sehari.

“Setelah Covid-19, satu baju terjual Rp 300.000. Saya bersyukur berkali-kali,” ujarnya.

Foto: Pedagang di Thamrin Town. (CNBC Indonesia/Rindi Salsabilla)

Sama seperti Yuni, pemilik toko oleh-oleh haji dan umrah di Thamrin City, Erwin juga berpesan agar TikTok menjadi penyelamat usahanya pasca badai pandemi Covid-19 pada 2020. Bahkan, Erwin mampu menunaikan kewajibannya. untuk menyewa toko di Thamrin City dan mendapatkan modal dari pendapatan penjualan melalui TikTok secara langsung.

“Kalau lagi sepi, kita harus terus berinovasi. Inovasinya apa? Ya ke TikTok,” ujarnya bersemangat.

Pemilik toko yang menjual aneka kurma, jajanan khas Arab Saudi, dan perlengkapan sholat ini bahkan memiliki jadwal penjualan TikTok yang lebih panjang dari toko Allen, yakni dari pukul 7.30 hingga 00.00 WIB. Jadwal penjualan live lebih banyak karena setiap karyawan bergantian melakukan live, setiap karyawan diharuskan live selama 2 jam sehari.

Namun, diakui Erwin, pendapatannya dari penjualan langsung TikTok kini menurun karena banyaknya pesaing. Padahal dulu omzetnya tinggi bahkan sebelum pedagang merambah TikTok.

Foto: Pedagang di Thamrin Town. (CNBC Indonesia/Rindi Salsabilla)

Pernyataan Erwin tidak salah. Saat CNBC Indonesia berkunjung ke Kota Thamrin, hampir semua pedagang menyimpan setidaknya satu tripod atau monopod dan ring light di tokonya. Tidak lain dan tidak bukan, ini semua adalah alat bertarung yang dibutuhkan untuk berjualan secara online.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, memasuki pukul 16.00 WIB, para pedagang mulai menghidupkan TikTok. Bahkan, sejak tiba di Bandar Thamrin setelah makan siang, kata-kata “Iya, Kak. Cari apa? Mampir dulu, lihat-lihat,” yang biasa terdengar saat memasuki pusat perbelanjaan grosir, sudah jarang terdengar. .

Disisi lain kita malah lebih banyak mendengar “Untuk model baju ini silahkan lihat di depan tokonya ya gan” “Bagi yang baru gabung bisa follow akun ini dulu baru claim vouchernya jadi kamu bisa dapat diskonnya. ,”, hingga “kalau kamu check out sekarang mumpung aku masih hidup, aku kasih kamu item sebagai hadiah ya,”.

Menariknya, sebagian besar pedagang beralih berjualan langsung karena diajak TikTok berkunjung ke Kota Thamrin dan menawarkan kesempatan untuk berjualan melalui platform media sosial mereka. Bahkan, TikTok juga memberikan pendampingan agar para pedagang paham cara menghasilkan uang dari TikTok secara langsung.

[Gambas:Video CNBC]

(hsy/hsy)