liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
dari Hukuman Mati Jadi Perayaan Cinta

Jakarta, CNBC Indonesia – Setiap tanggal 14 Februari, dunia merayakan Hari Valentine. Di tanggal ini banyak orang yang menjadikan momentum untuk menunjukkan rasa cinta mereka kepada orang yang mereka cintai. Karena itulah, Valentine juga dikenal sebagai hari kasih sayang.

Namun, akar sejarah perayaan Valentine bermula dari kisah memilukan yang melibatkan simbol-simbol agama dan penguasa.

Melansir Britannica, kisah populer ini berawal dari tahun 200 M ketika seorang Uskup Agung bernama Saint Valentinus merasa tidak puas dengan kebijakan Kaisar Romawi, Claudius II. Saat itu, Kaisar Claudius II berusaha memperluas wilayah Kekaisaran Romawi melalui berbagai ekspansi hingga ke mancanegara.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Sebagai langkah untuk meningkatkan kemiliteran, Kaisar melarang prajurit yang belum menikah menikah muda, terutama bagi mereka yang aktif bertempur. Bagi Claudius II, perkawinan dikhawatirkan membebani tenaga dan pikiran sehingga dikhawatirkan tidak produktif.

Foto: Warga menyaksikan instalasi dekoratif berbentuk hati setinggi 5 meter yang dikelilingi balon berbentuk hati di Bund Financial Center menjelang Hari Valentine pada 12 Februari 2023 di Shanghai, Tiongkok. (VCG melalui Getty Images/VCG)

Kebijakan ini kemudian dilihat oleh Valentinus sebagai ketidakadilan. Lagi pula, tidak ada alasan logis untuk melarang prajurit muda menikah hanya karena ambisi kekaisaran. Selain itu, perkelahian pada dasarnya menyebabkan lebih banyak kesedihan. Alhasil, ia berani menentang perintah penguasa Romawi dengan diam-diam menikahi tentara.

Karena pelanggaran itu, Valentinus akhirnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. Sementara di penjara menunggu hari terakhirnya, Valentinus menulis banyak surat yang ditujukan kepada kaum muda di seluruh Roma. Pada saat yang sama ia juga mengirimkan surat kepada seorang wanita yang dikenalnya di penjara.

“Sebelum kematiannya, dia menulis surat bertanda ‘from your Valentine’, sebagai bentuk cinta kepada mereka yang diberi surat tersebut, termasuk kekasihnya,” tulis laman History.

Pada tanggal 14 Februari, Valentinus dieksekusi yang berarti surat-suratnya tidak pernah dikirim lagi. Sejak saat itu namanya dilupakan dan tidak banyak yang diceritakan.

Hingga akhirnya pada tahun 1415 kisah Santo Valentine muncul kembali. Pangeran Prancis, Charles d’OrlĂ©ans, melakukan aksi seperti Valentinus, menulis banyak puisi cinta untuk istrinya yang dipenjara di London. Aksi ini menjadi viral dan diikuti oleh Raja Henry V dari Inggris (1386-1422). Sejak saat itu, mengungkapkan rasa sayang menjadi hal yang umum dan diikuti di seluruh dunia. Untuk merayakannya, tanggal kematian Valentine dipilih menjadi 14 Februari.

Seiring berjalannya waktu, bentuk perayaan pun mulai beragam. Alih-alih awalnya mengirim surat, lalu bertukar barang. Kini, perayaan Valentine terus berlanjut dan semakin banyak cara untuk merayakannya.

[Gambas:Video CNBC]

(mfa/mfa)