Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Joe Biden mungkin ingin memulihkan pengaruh Amerika Serikat di kawasan Pasifik. Namun, China kini memiliki senjata yang membuat kapten kapal induk raksasa AS gemetar.
AS memiliki angkatan laut terbesar di dunia. Salah satu pemimpinnya adalah kapal induk yang dilengkapi puluhan jet tempur dan didampingi armada kapal perang, kapal perusak, dan kapal penjelajah.
Bukan hanya AS. Negara-negara lain seperti Inggris, India dan Jepang juga memiliki kapal induk yang ditempatkan di kawasan Pasifik dan Samudera Hindia.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Menghadapi ancaman ini, Angkatan Laut China kini memiliki senjata “Pembunuh Pembawa” yang dipasang pada pembom H-6.
Rudal yang dipasang pada H-6 adalah bagian dari “Sistem Pengebom Orbital” China, sebuah teknologi hipersonik yang membuat dunia sadar betapa canggihnya sistem senjata China.
Xian H-6 China adalah evolusi dari Tupolev Tu-16 BADGER, buatan Uni Soviet. Di tangan China, BADGER telah dikembangkan dengan mesin dan kemampuan yang jauh lebih lengkap.
Kemampuan H-6 yang paling dahsyat adalah rudal balistik anti-kapal mereka. Senjata raksasa ini adalah rudal yang diluncurkan dari udara terbesar di dunia.
Saking besarnya, satu rudal harus digantung di bawah badan pesawat. Karena target utama misil ini adalah kapal induk musuh, banyak yang menyebutnya sebagai pembunuh pesawat.
Sebagai pembom strategis, kemampuan rudal ini unik. Teknologi hipersonik bersama dengan roket pendorong sepanjang 9 meter membuatnya sangat gesit sehingga sulit ditembak jatuh, termasuk saat berhadapan dengan peluru kendali. Bentuk rudal pada tahap akhir belum diketahui publik. Namun, China beberapa kali terlihat memamerkan glider hipersonik pada rudal DF-17 yang diluncurkan dari darat.
Kemungkinan besar, setelah lepas dari roket, rudal hipersonik ini dibarengi dengan kendaraan yang membantunya mencapai target bergerak. Artinya, lintasan misil sulit diprediksi. Nyatanya, meski tanpa bahan peledak, energi kinetik misil cukup kuat untuk menghancurkan sebuah kapal perang.
Banyak yang mengatakan bahwa rudal hipersonik ini mirip dengan Kinzhal Rusia. Keduanya diluncurkan dari udara, Kinzhal memiliki jangkauan lebih dari 2.000 km. Saat diluncurkan oleh MiG-31K, tekanan udara di depan rudal hipersonik menciptakan awan plasma yang menyerap frekuensi radio sehingga tidak dapat dideteksi oleh radar.
H-6 juga membawa rudal lain termasuk KD-63 yang dapat digunakan untuk mengebom pantai dan kapal musuh. Di samping itu. ada rudal yang diluncurkan udara KD-20 untuk musuh darat, yang menyerupai Tomahawk.
Bukan hanya untuk memukul musuh. H-6 juta memiliki teknologi pengintaian, salah satunya adalah drone WZ-8 yang digantung di bawah badan pesawat.
Kisaran luas pembom H-6 ini membuat kapal induk milik negara lain yang ditempatkan di kawasan Indo-Pasifik menjadi tidak aman. Apalagi saat ini China terus meningkatkan teknologi kapal induknya dalam ambisinya menguasai laut.
[Gambas:Video CNBC]
(dem/dem)