Jakarta, CNBC Indonesia – Seorang pria Barat alias bule bercerita tentang penemuan makhluk mirip manusia di Sumatera, Indonesia. Beberapa peneliti menganggap makhluk ini sebagai bagian dari spesies primata besar dan misterius yang juga muncul di beberapa daerah yang belum tersentuh di negara lain.
Orang kulit putih yang menemukan keberadaan makhluk itu mengatakan, ada empat potensi titik kehidupan yang belum ditemukan, yaitu Brasil, Indonesia, Madagaskar, dan Kolombia. Mereka menilai negara-negara tersebut kaya akan spesies yang belum diteliti secara mendalam oleh para peneliti.
Makhluk misterius ini disebut Orang Pendek, kera mirip manusia berkaki dua yang dikabarkan berkeliaran di pulau Sumatra, Indonesia, dengan penampakan yang dilaporkan oleh penduduk setempat, fotografer, dan peneliti Barat.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Seorang fotografer satwa liar lepas, Jeremy Holden, mengaku pernah melihat makhluk itu dengan matanya sendiri di Sumatera pada Oktober 1994.
Holden mengatakan pertemuannya dengan makhluk itu terjadi tepat di hutan di dalam Taman Nasional Kerinci Seblat, di mana orang juga melaporkan melihat Orang Pendek.
“Makhluk itu mungkin lewat sekitar 7 meter dari saya,” kata Holden kepada Live Science, dikutip Sabtu (14/1/2023).
“Mereka berjalan dengan dua kaki. Kepala mereka menoleh ke arah saya seolah mendengar mungkin pengemudi saya di belakang,” katanya.
Holden mengatakan Pria Pendek itu tingginya sekitar 1,5m, kekar dan ditutupi rambut kekuningan seperti “rumput mati”. Namun, dia mengaku tidak mengambil gambar tersebut karena tidak ingin makhluk tersebut mendengar suara kamera dan melihatnya.
“Saya diam karena banyak emosi yang berkecamuk di pikiran saya saat itu, tapi salah satu emosi itu adalah ketakutan,” katanya.
Hewan yang paling dekat dengan apa yang dilihatnya adalah siamang. Namun, dia memastikan bahwa tidak mungkin salah mengartikannya sebagai siamang.
Holden sedang bepergian saat melihat Orang Short pada tahun 1994. Pada tahun 1995, dia mulai serius mencari bukti Orang Short dalam proyek penelitian tiga tahun yang didanai oleh Fauna & Flora International (FFI), sebuah badan amal konservasi yang berbasis di Inggris.
Holden mengatakan dia terus mencari Orang Pendek sejak proyek penelitian FFI berakhir. Meski gagal memotret Orang Pendek, ia menemukan spesies yang sebelumnya tidak diketahui sains, termasuk Nepenthes Holdenii, spesies tumbuhan karnivora yang mirip dengan tumbuhan kantong semar.
Meski faktanya belum ditemukan, Manusia Pendek memiliki potensi untuk menjadi penemuan terbaik dari semua primata misteri, menurut “The Field Guide to Bigfoot and Other Mystery Primamates” (Anomalist Books, 2006).
Penulis buku tersebut, Loren Coleman, pendiri dan direktur International Museum of Cryptozoology di Maine, menganggap Manusia Pendek sulit ditemukan, meskipun dia merasa itu adalah makhluk yang paling ingin dia temukan jika dia memiliki dana yang tidak terbatas.
Meski begitu, para ahli meyakini penemuan Orang Pendek bisa terwujud karena Sumatera sudah menjadi rumah bagi orangutan. Primata kemerahan ini hidup di pepohonan, dan wilayah jelajahnya di Sumatera bagian utara mirip dengan Orang Pendek di Sumatera bagian tengah.
“Sepertinya tempat tinggal orangutan hampir tidak ada cerita tentang mereka [Orang Pendek],” kata Serge Wich, seorang profesor biologi primata di Liverpool John Moores University di Inggris, yang telah mempelajari orangutan di Sumatera.
Wich mencatat bahwa kisah Orang Pendek adalah tentang orangutan yang pernah hidup di selatan, jauh sebelum jangkauan mereka terbatas di utara.
[Gambas:Video CNBC]
(des)