liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Cerita Bos Alfamart, Dulu Bantu Ibu di Warung, Kini Kaya Raya

Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah lulus SMA pada tahun 1966, Kwok Kwie Fo atau Djoko Susanto memulai karirnya di sebuah perusahaan instalasi radio sebagai pekerja biasa. Namun, di sana dia tidak betah. Alhasil, Djoko memilih membantu usaha ritel milik ibunya bernama Toko Sumber Bahagia di Petojo, Jakarta.

Pemasok utama toko Sumber Bahagia adalah PT HM Sampoerna. Pabrik rokok menjadikan Sumber Bahagia sebagai distributor rokok Gudang Garam. Penjualan di sana mendapat hasil positif. Rokok terlaris di pasaran. Karena itu, Djoko tertarik menjadi pegawai Gudang Garam di bawah naungan PT HM Sampoerna pada akhir 1986.

“Pertemuannya dengan Putera Sampoerna, bos PT HM Sampoerna di penghujung tahun 1986 mengubah nasibnya total. Ia diangkat sebagai direktur penjualan PT Sampoerna yang membawa PT HM Sampoerna ke peringkat kedua terbesar setelah Gudang Garam,” tulis Sam Setyautama dalam Tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia ( 2008)

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Kepiawaiannya dalam memasarkan rokok membuatnya dipercaya untuk menjadi direktur PT Panarmas yang merupakan distributor rokok Sampoerna. Dalam posisi tersebut, Djoko ikut memasarkan merek baru Sampoerna bernama Sampoerna A Mild pada tahun 1989. Belakangan, rokok ini menjadi salah satu yang paling populer di Indonesia.

Saat memasarkan rokok baru tersebut, Djoko mendirikan PT Alfa Retailindo pada tahun 1989 setelah mengubah gudang Sampoerna di Jl Lodan No. 80.

“Dengan modal Rp2 miliar, gudang tersebut disulap menjadi Kedai Gudang Rabat, dengan 40% saham dimiliki oleh Puetera Sampoerna, dan sisanya dimiliki oleh Kwok Kwie Fo (alias Djoko Susanto),” tulis Sam Setyautama.

Kedai Gudang Rabat menjadi pendahulu Alfa. Pada awalnya sebagai distributor rokok baru Sampoena, namun lambat laun menjadi toko retail yang menjual berbagai macam barang. Toko Rabat Warehouse kemudian berkembang besar dan memiliki banyak cabang di beberapa kota di Indonesia.

Pada tahun 1990-an, Warehouse Rabat menjelma menjadi pesaing retail Indomaret yang dibentuk oleh Salim Group dengan 32 cabang. Nama tersebut kemudian diubah menjadi Alfa Minimart di bawah PT Sumber Alfaria Triyaja pada 18 Oktober 1999.

Alfa Minimart berupaya menyerupai Indomaret yang merupakan mini market yang dapat dikunjungi oleh masyarakat sekitar. Gedung pertamanya di Jl. Banyan Raya Tangerang.

Keberadaan Alfa Minimart mendapat respon positif dari masyarakat. Penjualan meningkat. Djoko langsung mendapat rejeki nomplok,

“Alfa diumumkan go public pada 18 Januari 2000. Kapitalisasi pasar Alfa saat itu diperkirakan US$ 108,29 juta,” tulis buku The Indonesian Supertajir (2008).

Sejak 1 Januari 2003, Alfa Minimart berubah menjadi Alfamart. Putra Sampoerna pun menyuntikkan modalnya dan Alfamart berlipat ganda seperti sekarang. Cabangnya mencapai ribuan hingga 3.000 cabang. Setelah HM Sampoerna dijual ke Phillips Morris, Alfa merasa tidak nyaman lagi menjual rokok Sampoerna. Namun, Alfa tetap menjadi minimarket terbesar di banyak tempat.

Pada tahun 2008, saat Carrefour masuk ke Indonesia, beberapa cabang Alfa Warehouse diakuisisi. Setelah itu, Djoko hanya memiliki 40% saham. Meski begitu, Alfamart tidak mati tapi berkembang setelah itu, terutama di lini minimarket.

Alfamart terus berkembang menjadi jaringan mini market terbesar di tanah air. Berkat itu, Djoko semakin kaya. Tahun 2022 pria kelahiran 9 Februari 73 tahun lalu ini masuk dalam 10 orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan US$ 4,5 miliar atau Rp 64 triliun.

[Gambas:Video CNBC]

(mfa/mfa)