Jakarta, CNBC Indonesia – Induk Shopee, Sea Limited, kembali berhasil meraup untung di kuartal pertama 2023. Salah satu kunci sukses perusahaan membukukan keuntungan adalah penghematan besar-besaran, mulai dari biaya tiket pesawat hingga tisu yang digunakan di toilet.
Chief Executive Officer dan Komisaris Utama Sea Limited, Forrest Li, mengatakan keuntungan yang diperoleh pada Januari-Maret 2023 adalah hasil dari upaya perusahaan untuk “berbuat lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit.”
Sea Limited adalah perusahaan induk dari perusahaan e-commerce Shopee dan perusahaan game Garena. Selain itu, Sea memiliki unit bisnis fintech yang antara lain membawahi ShopeePay. Sea juga merupakan pemegang saham pengendali di SeaBank, bank digital di Indonesia.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Di semua area bisnis kami, kami fokus untuk mendorong efisiensi operasional dan meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Forres dalam siaran pers kinerja kuartal pertama/2023 Sea Limited, dikutip Jumat (19/5/2023).
Sea melaporkan pendapatan US$ 3 miliar pada kuartal pertama 2023, naik 4,9 persen secara tahunan dan laba bersih US$ 87,3 juta dibandingkan kerugian US$ 580,1 juta pada kuartal pertama 2022.
Ini merupakan laba kedua yang dilaporkan Sea, setelah membukukan laba awal sebesar US$427 juta pada akhir 2022. Laba tersebut merupakan yang pertama sejak perusahaan didirikan 14 tahun lalu.
Dalam wawancara yang dikutip Straits Times, Li mengungkapkan upaya efisiensi besar-besaran di Shopee dan Garena. Selain efisiensi berupa PHK 7.500 orang, seluruh pejabat perusahaan memutuskan tidak menerima gaji. Sea Limited juga mengurangi biaya pengoperasian hingga detail terkecil.
Menurut Business Times, Sea telah melarang tiket kelas bisnis untuk perjalanan bisnis. Setiap orang, termasuk bosnya, harus terbang dengan kelas ekonomi. Tunjangan perjalanan dibatasi hingga US$ 30 (sekitar Rp 450.000) untuk biaya makan dan US$ 150 (sekitar Rp 2,24 juta) per malam untuk kamar hotel.
Kantor Sea Limited juga menghentikan penyediaan makanan ringan untuk karyawannya dan mengganti teh celup merek premium TWG dengan Lipton’s. Faktanya, perusahaan beralih dari tisu toilet dua lapis ke tisu satu lapis.
“Kami memperhatikan setiap dolar, setiap sen. Anda dapat memiliki impian dan ambisi besar, tetapi apa gunanya jika Anda tidak dapat bertahan. Anda selalu memiliki suara di kepala Anda yang memberi tahu kami bahwa kami dapat kehabisan uang,” Li berkata.
Li mengatakan efisiensi adalah strategi jangka panjang perusahaan. “Kami akan terus menekan biaya. Tidak hanya untuk keamanan tetapi juga agar bisnis dapat berjalan lebih efisien. Ini adalah ‘mode’ jangka panjang bagi kami.”
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Bos Shopee Ketahuan Punya Rumah Baru, Kapan Belinya?
(demi)