Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Sea Group, Forrest Li, membenarkan bahwa perusahaan telah melewati masa krisis. Baru-baru ini, Shopee yang merupakan salah satu anak perusahaannya mengumumkan penghentian grup ketiga pada awal Maret 2023.
Dalam memo internal kepada karyawan, Li menyatakan tidak akan ada PHK lagi di masa mendatang.
“Saya ingin meyakinkan Anda, perubahan besar-besaran telah selesai, dan kami tidak akan melihat perubahan lagi di masa mendatang,” ujarnya dikutip dari YahooFinance, Senin (20/3/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Sebelum shutdown terbaru, Sea Group mengumumkan keuntungan sebesar Rp 6,5 miliar. Menurut Li, PR selanjutnya adalah mempertahankan prestasi tersebut.
“Dunia akan melihat apakah hasil kuartal ini hanya momentum sesaat atau awal dari tren jangka panjang,” ujarnya.
“Pekerjaan kami belum selesai,” tambahnya.
Sea Group adalah perusahaan internet terbesar di Asia Tenggara. Setelah mengalami masa-masa sulit akibat perubahan ekonomi global sepanjang tahun 2022, Sea Group tampaknya mulai bangkit.
Perusahaan telah menderita kerugian sebesar US$ 160 miliar dalam hal nilai pasar. Banyak orang mempertanyakan prospek Sea Group untuk menghasilkan keuntungan.
Dalam beberapa bulan terakhir, Sea Group akhirnya memutuskan PHK besar-besaran untuk ribuan pekerjaan. Pada gelombang ketiga untuk Shopee Indonesia, perusahaan dilaporkan memangkas sekitar 500 karyawan.
Selain itu, perusahaan menghemat uang dengan mengurangi biaya operasi. Hal ini untuk meyakinkan investor bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba.
“Sebagai sebuah perusahaan, ini pertama kalinya kami mengalami krisis sebesar ini,” kata Li.
“Kami telah mengambil langkah pertama untuk menghadapi krisis ini. Meski sulit, kami sekarang berada di posisi yang lebih tangguh,” pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(tiba)