liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Bos Hotel Teriak, Apartemen Jadi 'Pembunuh' Menyeramkan

Jakarta, CNBC Indonesia – Maraknya fenomena staycation di apartemen sewa harian membuat para pelaku bisnis perhotelan menjerit. Selain harus bersaing dengan harga yang terlalu murah, usaha persewaan apartemen harian juga tidak memiliki izin usaha untuk mengoperasikan hotel dan membayar pajak. Inilah yang membuat para pelaku bisnis perhotelan marah.

Terpaksa bersaing dengan harga murah, ditambah dengan promosi yang gencar, dan masyarakat yang kerap merekomendasikan penginapan apartemen melalui unggahan media sosial, membuat bisnis perhotelan semakin terkutuk, terutama untuk hotel bintang 1 ke bawah atau kelas melati.

Dari pantauan CNBC Indonesia di media sosial Twitter hari ini Kamis (9/2/2023), banyak ditemukan unggahan promosi, hingga saran.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Adapun unggahan promosi berbunyi, “Ada yang mencari kamar untuk staycation? Apartemen kami bisa dipesan melalui aplikasi.” Bahkan, untuk unggahan promosi mereka juga menyematkan banyak tagar seperti #apartemenharian, #lewaharian, dan #staycationmurah.

Meskipun unggahan rekomendasi berbunyi, “Rekomendasi Serviced Apartment untuk pengalaman menginap yang menyenangkan.”

Beralih ke platform booking hotel Traveloka di fitur Holiday Stays, jika difilter dari harga termurah, Anda bisa menemukan banyak deretan harga sewa apartemen harian mulai dari Rp 156 ribu hingga Rp 400 ribu per malam, tergantung fasilitas dan lokasi penginapan. apartemen ditawarkan.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta Sutrisno Iwantono mengeluhkan bisnis persewaan apartemen harian sangat merugikan pengusaha hotel dan negara. Pasalnya, apartemen yang diubah menjadi hotel tidak memberikan kontribusi berupa pajak kepada negara, serta tidak memiliki izin operasional hotel.

“Tentu pemerintah juga tidak diuntungkan karena tidak ada pajak, tidak ada izin, sedangkan hotel yang patuh perizinan, patuh membayar pajak justru dirugikan,” ujar Iwantono kepada CNBC Indonesia.

Oleh karena itu, wajar jika harga sewa harian apartemen lebih murah daripada menyewa kamar hotel bintang 1 atau melati, karena tidak adanya kewajiban membayar pajak membuat bisnis non hotel mampu bersaing dengan kuat dan boleh dikatakan demikian. untuk ‘membunuh’ bisnis perhotelan.

“Ya harganya jauh. Orang pasti ke sana, kalau hotel kelas melati biasa, itu Rp 250.000. Ya sudah bukan kompetisi lagi, tapi saling bunuh,” ujarnya.

Iwantono mengatakan, dengan adanya persaingan tersebut, saat ini okupansi hotel bintang 1 ke bawah atau kelas melati mengalami stagnasi, dan jika terus menurun.

“(Terasa). Misalnya yang dulu menginap di hotel sekarang sudah tidak menginap di hotel lagi. Ya, efeknya pasti okupansi kita akan stagnan bahkan berkurang,” ujarnya.

Dalam situasi ini, bisnis baru apartemen sewa murah menjadi ‘pembunuh’ yang menakutkan bagi bisnis hotel, data menunjukkan tingkat hunian hotel sangat rendah secara nasional termasuk di DKI Jakarta. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Penghunian Kamar (TPK) atau menginap hotel pada November 2022 meningkat dibanding tahun sebelumnya. Namun kenaikan tersebut sangat kecil dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Berikut tarif akomodasi hotel atau TPK menurut klasifikasi hotel di Jakarta.

– Bintang 1, tingkat hunian November 2022 sebesar 43,59%, naik 2,03% dari 41,56% tahun sebelumnya.
– 2 bintang, tingkat hunian November 2022 sebesar 59,55%, naik 4,34% dari 55,21% tahun sebelumnya.
– Bintang 3, tingkat hunian November 2022 sebesar 58,72%, naik 5,77% dari 52,95% tahun sebelumnya.
– Bintang 4, tingkat hunian November 2022 sebesar 61,56%, naik 10,74% dari 50,82% tahun sebelumnya.
– Bintang 5, tingkat hunian November 2022 sebesar 65,28%, naik 8,29% dari 56,99% tahun sebelumnya.

[Gambas:Video CNBC]

(hai/hai)