Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk secara konsisten mendukung Usaha Kecil dan Mikro Menengah (UKM) dengan memberikan pendampingan dan pengembangan usaha melalui pembiayaan.
Upaya BRI juga telah banyak dirasakan oleh para pelaku UMKM. Lies Herawati, misalnya, perempuan berusia 54 tahun warga Kecamatan Mariso Kota Makassar mendapat bantuan berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI dengan nominal Rp 15 juta untuk Bosara Crafts. dan usaha Tudung Saji yang telah dirintis sejak tahun 2019.
Dana KUR digunakan untuk membeli alat dan bahan baku. Seiring waktu, Lies meningkatkan pinjaman KUR di BRI menjadi Rp 50 juta. Berkat bantuan KUR dari BRI, usaha kerajinan dan tudung saji Bosara semakin berkembang.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Bahkan pesanan dari luar kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, hingga Kalimantan juga berdatangan.
Sebagai informasi, Bosara adalah istilah dalam bahasa Bugis-Makassar untuk wadah yang digunakan untuk menyajikan manisan pada pesta atau adat suku Bugis-Makassar, seperti pada pesta pernikahan, syukuran, atau acara-acara lain yang menjadi tradisi masyarakat setempat. .
“Awalnya saya ikut kegiatan di lembaga pelatihan kerja, kemudian kegiatannya khusus membuat Bosara dan Kerudung. Saya buat, dan saya lihat prospeknya bagus, karena yang saya buat selalu dibutuhkan untuk lamaran atau pernikahan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (1/3/2023).
Setelah berhasil memproduksinya sendiri, ia memberanikan diri untuk menjual kerajinan tersebut secara online melalui media sosial seperti WhatsApp hingga Facebook. Ternyata ada pembeli yang tertarik dengan usaha kerajinan tersebut.
“Kelebihan produk saya adalah kualitasnya. Bahan bakunya juga bukan buatan dan dari segi kekuatan lebih kuat serta cara menjahitnya lebih rapi, itu bedanya,” jelasnya.
Meski memutuskan untuk menjalankan usaha sendiri, ia kerap membuka lowongan kerja untuk tetangganya jika pesanan banyak. Pesanan terbesar yang pernah diterima Lies adalah 15-26 lusin kerajinan bosara. Harga kerajinan bosara Rp 500.000 per lusin, dan tudung saji dijual Rp 200.000. Rata-rata omzet yang didapatnya per bulan mencapai Rp 2 juta.
Untuk pemasaran, ia lebih memilih tidak melakukan konsinyasi alias konsinyasi agar kerajinan tidak tertinggal di pusat oleh-oleh atau di toko orang lain. Dia merasa lebih baik memasarkan dirinya sendiri karena dia bisa mendapatkan lebih banyak.
Untuk mengasah kemampuan bisnisnya, Lies tetap rajin mengikuti berbagai pelatihan atau seminar terkait cara memajukan bisnis.
“Saya juga sangat bersyukur karena berkat bantuan KUR BRI saya bisa mengembangkan usaha saya. Saya tidak perlu khawatir lagi jika modal saya terbatas, saya hanya perlu mengajukan pinjaman dari BRI,” ujarnya. menyimpulkan.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
BRI Berikan Apresiasi Untuk Desa Penggerak Ekonomi
(dpu/dpu)