Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan startup kini berkembang pesat di Indonesia. Mereka fokus di berbagai bidang mulai dari e-commerce, transportasi, pendidikan, kesehatan dan masih banyak lainnya.
Namun jika kita melihat ke belakang, ketika startup jarang dilihat orang, ada beberapa nama yang sudah ada di industri tersebut. Sebut saja Kaskus dan Tokobagus yang namanya pasti terdengar oleh masyarakat.
Selain mereka, siapa lagi perusahaan startup generasi awal di Indonesia? Berikut selengkapnya dirangkum CNBC Indonesia dari berbagai sumber.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
1.Tokobagus
Yang sudah lama mengikuti dunia digital pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Tokobagus. Startup ini didirikan oleh Arnold Sebastian Egg dan Remco Lupker pada tahun 2005. Saat itu baru ada beberapa pemain di pasar e-commerce.
Situs ini telah menarik perhatian audiensnya dan pada 2012, mereka memiliki lebih dari tiga juta anggota terdaftar dan lebih dari 1,4 juta item untuk dijual.
Setelah divestasi Tokobagus ke OLX, salah satu pendirinya, Lupker, kembali mencoba peruntungan di e-commerce dengan membantu Chaim Fetter membesarkan Jualo.com
Namun pada 2018, Lupker meninggal di usia 49 tahun. Remco menghembuskan nafas terakhirnya di tanah kelahirannya, Heesch, Belanda, setelah lama berjuang melawan kanker paru-paru.
2. Kaskus
Nama Kaskus tidak lepas dari dunia startup Indonesia. Namanya cukup melegenda hingga saat ini. Kaskus didirikan pada tanggal 6 November 1999 oleh tiga pemuda Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Seattle, Amerika Serikat.
Pada awalnya Andrew Darwis, Ronald dan Budi membuat Kaskus untuk memenuhi tugas kuliahnya. Website ini bertujuan untuk mengobati kerinduan mahasiswa Indonesia di luar negeri terhadap Indonesia melalui berita terjemahan bahasa Indonesia.
Pada tahun 2008, Andrew Darwis dan Ken Dean Lawadinata memutuskan untuk mengelola Kaskus secara profesional. Situs Kaskus dan infrastruktur terkait akhirnya dibawa ke Indonesia pada tahun yang sama.
3. Koprol
Koprol adalah jejaring sosial asal Indonesia yang didirikan oleh Satya Witoelar, Fajar Budiprasetyo, dan Daniel Armanto. Mereka dibeli oleh Yahoo pada Mei 2010.
Mereka adalah salah satu dari sedikit kisah sukses startup di Indonesia. Namun, pada Juli 2012, Yahoo akhirnya mengembalikan bisnis dan merek dagang Koprol kepada pendirinya.
4. Disdus
Situs lokal Disdus didirikan pada Agustus 2010 oleh Jason Lamuda dan Ferry Tenka. Namun tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk diakuisisi oleh Groupon. Saat itu Disdus didesain menjadi Groupon Indonesia sebagai bagian dari ekspansi Groupon di Asia Tenggara.
5. Gojek
Gojek merupakan perusahaan startup yang sudah berdiri sejak lama. PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) telah berdiri selama lebih dari satu dekade, tepatnya pada tahun 2010.
Dalam perjalanannya, perusahaan besutan Nadiem Makarim dan Kevin Aluwi ini hadir di pasar Indonesia sebagai innovator, disruptor namun juga sebagai penyedia solusi kebutuhan masyarakat Indonesia. Sekarang mereka telah berkembang menjadi aplikasi super dan tidak lagi hanya dalam bisnis transportasi online.
6.Tokopedia
Sejak didirikan pada tahun 2009, Tokopedia telah menjelma menjadi startup unicorn yang berpengaruh di Indonesia. Platform yang dibuat oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison ini, selama 13 tahun terakhir, Tokopedia telah mempromosikan pemerataan ekonomi digital dengan memotivasi masyarakat Indonesia untuk mulai berjualan secara online.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Sederet startup Indonesia yang pendirinya hengkang
(hsy/hsy)