liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Benarkah Pelaku Selingkuh Tak Akan Pernah Tobat? Ini Risetnya

Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan keluarga sering diganggu oleh berbagai masalah. Mulai dari pasangan yang tidak setia, masalah ekonomi, hingga visi dan misi hidup yang tidak sesuai.

Semua ini kemudian menjadi penyebab kehancuran keluarga. Namun ternyata, dari berbagai alasan, penyebab utama putusnya rumah tangga bukanlah perselingkuhan.

Menurut psikolog dan seksolog John Gottman, melalui buku “What Predicts Divorce?”, ada empat penyebab perceraian dalam sebuah rumah tangga. Yaitu hinaan, kritik, pembelaan, bahkan batu. Jawaban ini ia dapatkan setelah melakukan penelitian terhadap 40.000 pasangan selama lebih dari 50 tahun.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

“Dari keempatnya, prediktor terbesar dari hubungan yang gagal adalah penghinaan,” ujar Gottman seperti dikutip dari CNBC Make It, Jumat (10/3/2023).

Menurut Gottman, hinaan akan menimbulkan kata-kata negatif. Itu terjadi ketika salah satu pasangan mengaku lebih pintar atau lebih baik, sementara yang lain merasa diremehkan dan tidak dicintai.

Ia mencontohkan, misalnya, tindakan menyela perkataan pasangan dengan tidak sopan. Ini menunjukkan bahwa seseorang berpikir bahwa pasangannya tidak memiliki hal yang menarik atau penting untuk dikatakan.

“Ketika perilaku ini semakin sering terjadi, hubungan apa pun, apalagi pernikahan, berada dalam masalah.”

Hinaan pada akhirnya akan membuat pasangan tidak merasa ada saling mendukung di antara mereka. Pasalnya, pasangan yang seharusnya menjadi pasangan akan merasa seperti musuh.

Untuk menghilangkan hinaan dalam suatu hubungan, Gottman mengatakan perlu ada keterbukaan timbal balik tentang emosi yang dirasakan. Misalnya, saat salah satu pasangan membatalkan makan malam, alih-alih mengumpat, ungkapkan saja kesedihan Anda seterbuka mungkin dengan sebuah permintaan.

“Untuk menghindari komunikasi yang menghina, ungkapkan perasaan Anda, tambahkan permintaan, dan bahkan undang pasangan Anda untuk membagikan pemikiran Anda dalam percakapan,” jelasnya.

Cara kedua adalah mengungkapkan penghargaan. Ini membantu pasangan untuk melihat lebih banyak kualitas positif daripada yang negatif.

“Lacak pola komunikasi Anda sepanjang minggu. Seberapa sering Anda terlibat dalam interaksi negatif (misalnya mengomel, mengkritik, mengabaikan, memutar mata) versus interaksi positif (misalnya memuji, melengkapi, melakukan sesuatu yang baik untuk pasangan lain)?” tambah Gottman.

[Gambas:Video CNBC]

(pgr/pgr)